Kamis, 02 Februari 2012

makalah nifas deteksi dini komplikasi

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Masa nifas adalah masa setelah ibu melahirkan. Dalam kalangan medis, masa nifas dimulai setelah plasenta (bahasa jawa : ari-ari) lahir, sampai 6 minggu (42 hari) pasca kelahiran. Pada masa ini, seorang wanita yang telah melahirkan merasakan kelegaan karena keberhasilannya dalam bersalin, sekaligus perasaan was-was akan perubahan pada tubuh atau bayinya. Namun demikian, secara umum masyarakat tidak terlalu memerhatikan keadaan ibu. Karena perhatian penuh biasanya di curahkan kepada bayi yang baru lahir. Sebagai anggota keluarga terbaru yang membutuhkan banyak penyesuaian dan perhatian. Padahal baik ibu atau bayi memerlukan perhatian yang sama dalam perawatan pasca kelahiran (masa nifas) agar tidak terjadi infeksi (sepsis puerperalis)
Pada masa nifas dapat terjadi rasa sakit yang disebut after pain, (meriang atau mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obat anti sakit. Kaki bengkak (ankle edema) adalah pembengkakan pada tungkai bawah yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada kaki tersebut.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetian dari Rasa Sakit, Merah, Nyeri Tekan dan Pembengkakan kaki pada ibu nifas
2. Untuk Mengetahui Pencegahan dan Penanganan pada Ibu Nifas apabila mengalami Rasa sakit,Merah, Nyeri Tekan dan Pembengkakan kaki
3. Penatalaksanaan pada Ibu Nifas apabila mengalami Rasa sakit,Merah, Nyeri Tekan dan Pembengkakan kaki



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.DETEKSI DINI KOMPLIKASI DALAM MASA NIFAS
A. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit
Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, akhirnya terjadi mastitis. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.B.H. yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement . Kalau tidak disusu dengan adekuat,bisa terjadi mastitis.Ibu yang diit jelek, kurang istiraat, anemia akan mudah terkena infeksi.

Gejala :
a.Bengkak,nyeri seluruh payudara/nyeri local.
b.Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya local.
c.Payudara keras dan berbenjol-benjol(merongkol).
d. Panas badan dan rasa sakit umum.
Pencegahan
1. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar.
2. Menyusui bayi tanpa jadwal (nir jadwal dan on demand).
3. Keluarkan ASI dengan tangan/pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi.
4. Jangan memberikan minuman lain pada bayi.
5. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (masase, dan sebagainya).

Penatalaksanaan :
a. Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan sesering mungkin, agar payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal.

b. Berilah kompres panas, bias menggunakan Shower hangat atau lap basah panas pada payudara
yang terkena.
c. Ubahlah posisi meyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi tiduran, duduk atau posisi memegang bola(football position).
d.Pakailahbaju B.H.longgar.
e.Istirahat yang cukup,makanan yang bergizi.
f.Banyak minum sekitar 2liter per-hari.
g. Dengan cara-cara seperti tersebut diatas biasanya peradangan akan menghilang setelah 48 jam, jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila dengan cara-cara seperti tersebut di atas tidak ada perbaikan setelah 12 jam, maka diberikan antibiotika selama 5-10 hari dan analgesik.


B.kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula. Apabila ibu menghandaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut mengadakan proses persalianan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya tersebut. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali. Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyaknya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan itu hilang.
Kelelahan yang sangat berat setelah persalinan dapat menggangu nafsu makan, sehingga ibu tak ingin nafsu makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minum hangat, susu, kopi, atau teh yang berguna untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaan kembali.
Ibu biasanya lapar setelah melahirkan sehingga ia boleh mengkomsumsi makanan ringan. Bila sering kali cepat lapar setelah melahirkan dan siap makan pada 1-2 jam post partum. Setelah benar-benar pulih dari letih, kebanyakan ibu marasa sangat lapar permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah yang biasanya dikosumsi disertai dengan kosumsi cemilan yang sering ditemukan, kerap kali untuk penulihan nafsu makan, diperlukan waktu 3-4 hari sebelum 3-4 hari .
 Penyebab hilangnya nafsu makan pada si ibu, yaitu, :
1. Ibu post partum blues
2. kurangnya dukungan dari keluarga (terutama suami)
3. Ibu mengidap suatu penyakit dlam pencernaan atau anggota tubuh
4. Kedaan ekonomis yang tidak mendukung.
5. Kurang istirahat.

Penatalaksanaan
1. Dengan pendekatan atau bimbingan psikiatri
2. Anjurkan ibu untuk makan yang segar dan bervariasi setiap hari, yaitu :
• Makan sumber protein nabati dan hewani, seperti : daging, telur, kacang-kacangan dan ayam.
• Makanan sumber kerbohidrat, seperti : beras, jagung, kentang, dan ubi.
• Sayuran (sperti : bayam, kangkung) dan buah-buahan (seperti : jeruk, pepaya, pisang dan
mangga)
3. Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering
4. Anjurkan ibu untuk makan pil penambah darah, vitamin yang diberikan dari rumah sakit


C.Rasa sakit,merah,lunak,dan bengkak pada kaki
Selama masa nifas, dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih sering mengalaminya.
 Faktor predisposisi
a. Obesitas
b. Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas
c. Riwayat sebelumnya mendukung
d. Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada keadaan pembuluh vena
e. Anemia maternal
f. Hipotermi atau penyakit jantung
g. Endometritis
h. Varicostitis

Tanda – tanda dan gejala yang timbul :
• Manifestasi
• Timbul secara akut
• Timbul rasa nyeri akibat terbakar
• Nyeri tekan permukaan

 Antisipasi dan Penanganannya :
1. Posisi tidur yang baik selama hamil dan pengeluaran cairan secara teratur akan dapat mengurangi pembengkakan pada kaki.
2. Segera anjurkan ibu untuk melakukan senam nifas, karena dengan bergeraknya anggota tubuh maka akan mencegah terjadinya pembengkakan pada kaki.
3. Menganjurkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah buang air kecil ketika ada rasa sakit pada pada jahitan ibu pada masa nifas
4. Memberikan dukungan emosional kepada ibu, serta keluarganya.

 Penatalaksanaan:
1. Konsul ke dokter
2. Lakukan pemeriksaan dalam
3. Lakukan pemeriksaan ginjal
4. Lakukan pemeriksaan urine
5.Beri minum sering tapi sedikit








D. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri
Pada minggu-minggu awal setelah persalinansampai kurang lebih 1 tahun ibu post partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
 Faktor penyebab
a. Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang dialami wanita selama hamil dan melahirkan
b.Rasa nyeri pada awal masa nifas
c. Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan kebanyakan di rumah sakit
d. Kecemasan akan kemampuannya untuk marawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
e.Ketakutan akan menjadi tidak menariklagi















BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Masa nifas adalah masa setelah ibu melahirkan. Dalam kalangan medis, masa nifas dimulai setelah plasenta(bahasa jawa:ari-ari)lahir,sampai 6minggu(42hari) pasca kelahiran.Pada masa nifasdapat terjadi rasa sakit yang disebut after pain, (meriang atau mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obat anti sakit
Kaki bengkak (ankle edema) adalah pembengkakan pada tungkai bawah yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada kaki tersebut.
Faktor yang berperan adalah kadar protein (albumin) dalam darah yang rendah, fungsi pompa jantung menurun, sumbatan pembuluh darah atau pembuluh limfe, penyakit liver dan ginjal kronis, posisi tungkai terlalu lama tergantung(gravitasi).












DAFTAR PUSTAKA

 Bahiyatun. 2009.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.

 Ambarwati,Eny .R.2010.AsuhanKebidana

 Masa Nifas.Yogyakarta:Nuha Medika.

 Ari Sulistyawati, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, konsep dasar nifas, Yogyakarta :
Andi Jogjakarta.

 Ns. Anik Maryuni, S.kep, ETN, 2010. Asuhan pada ibu dalam masa nifas, Jakarta : Trans
Info Media, Jakarta

 Suherni.2008.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta.Fitramaya

MAKALAH MOLAHIDATIDOSA

MAKALAH KEHAMILAN PATOLOGI MOLA HIDATIDOSA Dosen : SRI RAHAYU S. ST YAYASAN KHALIFAH ALFITAMA AKADEMI KEBIDANAN ALIFA PRINGSEWU – LAMPUNG 2011/2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberiakan kesehatan dan limpahan rahmat kepada penulis sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah kehamilan patologi dengan tema MOLAHIDTIDOSA. Dalam kesempatan ini,penulis mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu serta memberi dukungan kepada penulis sehingga makalah MOLA HIDATIDOSA dapat terselesaikan. Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini penulis juga sangat menginginkan kepada semua pembaca untuk dapat memberikan masuakan dan kritikan demi kesempurnaan isi makalah ini. Pringsewu, Oktober 2011 Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian 2.2 Tanda dan Gejala 2.3 Pemeriksaan penunjang 2.4 Komplikasi 2.5 Penatalaksanaan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kehamilan adalah hal terindah,tetapi keindahan terkadang menjadi suatu hambatan misalnya dengan kehamilan yang tidak diinginkan yakni dengan adanya kehamilan anggur(molahidatidosa). Hamil anggur atau Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan “bakal janin”, sehingga terbentuk jaringan permukaan membran (vili) mirip gerombolan buah anggur.Tumor jinak mirip anggur tersebut asalnya dari trofoblas, yakni sel bagian tepi ovum atau sel telur, yang telah dibuahi, yang nantinya melekat di dinding rahim dan menjadi plasenta (tembuni) serta membran yang memberi makan hasil pembuahan. 1.2 Tujuan 1. Mengerti apa itu mola hidatidosa 2. Mengerti akan gejala dan tanda mola hidatidosa BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian  Mola hidatidosa adalah slah asatu penyakit trofoblas gesrasional (PTG), yang meliputi berbagai penyakit yang berasal dari plasenta yaitu mola hidatidosa perdial yang komplit, koriokarsioma, mola invansif dan plasental site trophoblastic tumors. (dr. Dyah M & dr. Ova SPOG, 2008).  Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, memn memperbesar uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (HCG). ( Hamilton PM, 1999 )  Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan patologi dimana korion mengalami berbagai hal berikut ini : • Degenerasi hidrofik dan kistik dari villi khorialis • Proliferasi troboblas Tidak ditemukan pembuluh darah janin. Bila mola hidatidosa tidak dijumpai bersamaan kehamilan biasa ( artinya ada janinnya ), disebut mola parsialis ( Achadiat, 2004 )  Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi poliferasi dari villi koriales disertai dengan degenerasi hidrofik. Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal. Tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh terisi jaringan seperti buah anggur. ( Saefuddin AB, dkk, 2006 ).  Mola hidatidosa adalah merupakan kehamilan yang dihubungkan dengan edema vesikular dan villi korialis plasenta dan biasanya tidak disertai fetus yang intag. Secara histologis terdapat proliferasi trofoblast dengan berbagai tingkatan hyperplasia dan displasia. Villi khorialis terisi cairan, membengkak, dan hanya terdapat sedikit pembuluh darah. Mola hidatidosa dibagi menjadi 2, yaitu : • Mola hidatidosa komplet ( tidak berisi jaringan fetus ) • Mola hidatidosa parsial( terdapat jaringan fetus ) ( dr. Dyah & dr. Ova,SpOG, 2008 ) 2.2 Tanda dan gejala a. Gejala mirip orang hamil  Tanda awal seperti kehamilan biasa, misalnya terlambat haid, keluahan mual, muntah dengan keluhan lebih hebat  Test kehamilan dengan hasil positif  Tanda – tanda lainnya adalah : • Tidak ada tanda – tanda gerakan janin • Uterus tampak lebih besar dari umur kehamilan, misalnya terlambat 2 bulan, uterus nampak seperti 4 bulan. • Keluar gelembung cairan seperti buah anggur bersamaan dengan perdarahan. b. Pada mola hidatidosa komplet terjadi tanda –tanda klasik yaitu :  Perdarahan pervagina, merupakan gejala klinik yang peling sering pada mola komplet. Jaringan mola terpisah dengan desidua, menyebabkan perdarahan yang dapat menimbulkan anemia, syok atau kematian. Uterus membesar atau dispensi oleh karena jumlah darah yang banyak dan cairan gelap biasa mengalir melalui vagina. ( gejala ini terdapat dalam 97 % kasus ).  Hyperemesi, penderita mengeluhkan mual dan muntah yang berat. Hal ini merupakan akibat dari peningkatan secara tajam hormon Βhcg  Hypertiroid, gejala meliputi takikardia, tremor kulit yang hangat, banyak keringan, tidak tahan panas.  Pada pemeriksaan fisik, pada kehamilan mola komplet didapatkan umur kehamilan yang tidak sesuai dengan uterus. Pembesaran uterus yang tidak konsisten ini disebabkan oleh pertumbuhan trofoblastik yang eksesif dan tertahannya darah dalam uterus.  Tidak ada gerakan janin melaikan keluarnya versikel – versikel seperti anggur yang diawali keluarnya sekret yang continue.  Ditemukan gejala preeklamsia dengan karakteristik gejalan tekanan darah tinggi dan edema dengan hiperefleksia.  Kista theca lutein, yaitu kista ovarium yang diameternya berukuran > 6 cm yang diikuti oleh pembesaran ovarium. c. Pada mola parsial, penderita biasanya mengeluhkan gejala seperti abortus inkomplet atau missed abortion, seperti adanya perdarahan pervaginam dan tidak adanya denyut jantung janin. 2.3 Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan radiologis satau rontgen Tidak telihat gambaran tulang janin/ kerangka tulang ( pada kehamilan 3 – 4 bulan ). Yang terlihat justru gambaran mirip sarang lebah ( honeycomb ) atau gambran mirip badai salju ( snow storm ). b. .Pemeriksaan ultrasonografi ( USG ) Merupakan pemeriksaan standar untuk mengidentifikasi kehamilan mola. Ditemukan gambaran mirip badai salju ( snow storm ) yang mengidentifikasi villi khoriales yang hidrofik dan tidak adanya gambaran yang menunjukka denyut jantung janin. Bila ditegakkna diagnosis mola hidatidosa, maka pemeriksaan rontgen paru harus dilakukan untuk melihat penyebara ke paru – paru, karena paru – paru merupakan tempat metastasi pertama bagi PTG ( Penyakit Trofoblas Ganas ). c. Pemeriksaan Laboratorium  Kadar β HCG cenderung meningkatan dan bertambah kuat ( lebih tinggi dari kadar kehamilan normal ) terutama pada TM 1.  Hemoglobin, hematokrit, eritosit menurun. Anemia merupakan komplikasi yang sering terjadi disertai dengan kecenderungan terjadinya koagulopati, sehingga pemeriksaan darah lengkap dan test koagulasi dilakukan.  Pemeriksaan urine positif ( + ). 2.4 Komplikasi a. Perdarahan yang hebat dapat menyebabkan syok, bila tidak segera ditangani dapat berakibat fatal. b. Perdarahan yang berulang – ulang dapat menyebabkan anemia. c. Infeksi sekunder d. Perforasi karena tindakan dan keganasan. e. Dapat menjadi karsinoma. 2.5 Penatalaksanaan a. Memperbaiki keadaan umum misalnya: pemberian transfusi darah,memperbaiki syok atau anemiadan menghilangkan atau mengurangi penyakit preeklamsia. b. Pengeluaran jaringan mola(evakuasi) da 2 cara yaitu:  Kuretase, untuk wanita subur dan masih menginginkan anak, kuretase ulangan dapat dilakukan sekitar satu minggu setelah kuret pertama untuk memastikan bahawa rahim benar-benar sudah bersih.  Histerektomi ( pengangkatan rahim ), untuk wanita yang cukup umur atau usia lanjut dan sudah cukua anak atau tidak menginginkan tambahan anak serta ada faktor predisposisi untuk terjadinya keganasan.  Terapi profilaksin dengan sitostatika, pada kasus mola dengan resiko tinggi terjadi keganasan. Misalnya umur tua dan paritas tinggi dia menolak dengan dilakuakan histerektomi. c. Tanda kehamilan dengan kontrasepi d. Memberikan dukungan emosi pada penderita ( ibu ) dan keluarga. BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Hamil anggur atau Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan “bakal janin”, sehingga terbentuk jaringan permukaan membran (vili) mirip gerombolan buah anggur.Tumor jinak mirip anggur tersebut asalnya dari trofoblas, yakni sel bagian tepi ovum atau sel telur, yang telah dibuahi, yang nantinya melekat di dinding rahim dan menjadi plasenta (tembuni) serta membran yang memberi makan hasil pembuahan. Pengeluaran mola (evakuasi). Pada wanita subur dan masih menginginkan anak, dapat dilakukan kuret atau kuret hisap. Kuret ulangan dilakukan sekitar seminggu setelah kuret pertama, untuk memastikan bahwa rahim benar-benar sudah bersih. Sedangkan bagi wanita usia lanjut atau yang sudah tidak menginginkan tambahan anak, dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi) DAFTAR PUSTAKA -Maryuni yulianingsih Anik,2009,Asuhan kegawatdaruratan Dalam kebidanan,Jakarta,Trans Info Media. -Sarwono prawihardjo,2002,Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,Jakarta,Yayasan Bina pustaka Sarwono prawihardjo. -www.http//molahidatidosa.com